Welcome,Nya~

Jumat, 01 Oktober 2010

Etique Chapter Two

Still....
I'm just re-posting from my account at FanFiction....
Languange : Indonesian
Rating : T
---
Chapter 2. Faye Tristan Minne

" Hmmm... Aku tidak pernah mengetahui bahwa ada jalan seperti ini di Jepang." Sofiya melewati sejajaran rumah bergaya Eropa . " seperti berada di tempat lain..." Ia mengecek jam. Jam lima sore...

Satu rumah besar mendapat perhatiannya. " Ini kah ? Rumah yang ada dalam alamat yang diberikan Faye ? " Tulisan kartu tersebut baru muncul setelah sejam ditangannya. Warna kartunya berubah menjadi hijau muda. Nama Faye tertulis di sana : Faye Tristan Minne.

"Permisi... ada orang di sini ? N-Namaku Sofiya.. " ia gemetaran. " Saya datang ingin melamar kerja sebagai maid..."

Wajah Faye teringat terus di kepala sang gadis. Ia tersenyum, berkata satu atau dua patah kata. Tersenyum kembali. Sedikit tertawa ringan lalu tersenyum lagi. Wajahnya yang tenang, bola mata seperti orang Jepang, rambut pendek coklat yang tertata rapi , seperti musim ...

"Apakah ada orang ? Permisi..." Sofiya mencoba mengetuk pintu besar tersebut untuk kedua kalinya. Ia sudah bertanya sekitar jalan tersebut. Banyak yang terkaget-kaget mengenai pertanyaan Sofiya tentang alamat rumah tersebut . Mengapa tidak ? Ternyata rumah tersebut lebih dapat dibilang sebuah kastil kecil di tengah-tengah kompleks perumahan di sana. Tidak ada yang tidak mengetahui rumah tersebut.

"Hati-hati...Rumornya... rumah tersebut berhantu..." semua orang yang ditanyai oleh Sofiya berkata hal semacam itu. Sofiya agak tertegun, tetapi tekadnya sudah bulat.

Aku memang lemah dan penakut, tetapi jika aku tidak mengambil kesempatan ini... aku tidak akan bisa kemana-mana lagi. Ini pilihan yang akan kupilih. Apapun di depan sana... akan kuhadapi...


Tok ! Tok! Tok!

Faye mengecek jam di kantongnya. Baru setengah enam...Waktu yang kurang baik menuruktu untuk dia datang sekarang...Ia baru saja bangun... Ia agak...Hmm...apa kata yang selalu kucari tersebut ? Fur ? Fur? Furgal sepertinya ?Yah, apa yang bisa saya lakukan ? Tidak menjawab pintu lebih memalukan daripada memasukkannya sebelumnya. Apa sebaiknya aku langsung mengajaknya berkeliling ?Hmmm...

Cklek !

Seorang pemuda keluar sepertinya melalui pintu samping. Sofiya menengok memperhatikan pemuda yang memakai jast hitam tersebut. Ia terlihat tua dengan baju seformal itu. Topi beretnya masih dia pakai. Faye mendekati gadis tersebut.

" Kau datang! Saya berharap anda menerima permintaanku..." Faye menyambut Sofiya seadanya. " Kita bisa membahas pembayaran nanti, bukan ? Apakah kamu menerima permintaanku ? "

Sofiya sedikit mundur ke belakang. Ia tertegun melihat Faye yang sangat terlihat dewasa dengan baju formalnya. " Iya... saya menerima pekerjaannya. T-t-tetapi... saya ingin memastikan suatu hal..." Sofiya berkata dengan suara kecil.

" Jikalau hal yang hendak anda tanyakan dapat saya jawab akan saya usahakan..." sang butler tersebut menunduk pelan. " Apa yang hendak milady Sofiya ingin memastikan ? " Faye tersenyum menaruh tangannya yang tidak bersarung tangan ke dadanya memberi hormat.

" Tidak ada hantu di manor ini,kan ? " gadis itu berbisik.

" Ah~ Itu... Tentu saja tidak ada. Manor ini memang gelap tetapi tidak ada hal seperti itu...Aku tidak akan mengijinkan sesuatu seperti itu masuk ke manor Minne.Sebenarnya manor ini indah, wallpaper terbaik dari Perancis berwarna golden orange bersama chandeliernya. Semua barang di sini berasal dari Eropa.Semua yang kuketahui..." Faye tersenyum sekali lagi.


" Sebaiknya kuberikan sedikit tour dahulu. Manor ini cukup besar dan cukup merepotkan bahkan untuk diriku. Lagipula, Master RyuVan sedang terlelap. Ia sering tertidur di waktu yang salah" Faye manyalakan lilin. Ruangan atau apapun didalam manor tersebut gelap gulita. Hanya wajah Faye yang terkena cahaya lilin terlihat jelas, sisanya gelap.Agak mengerikan...

" Boleh aku bertanya kenapa tidak membuka gorden dan menyalakan lampu ? " Sofiya masih ingat akan perkataan faye mengenai Chandelier...

" Oh~ Iya... saya lupa akan hal tersebut. Master RyuVan sangat tidak tahan cahaya. Tidak dalam artian buruk ataupun perumpamaan. Ia merasa bahwa jika ia terkena cahaya ia akan terbakar habis. Saya pernah lihat pada saat ia bermandikan cahaya pada hari tersebut..." Ia sampai berkeringat darah dan tidak bisa bernafas..." Faye berjalan melewati lorong lorong ditemani Sofiya.

"..."

"... menyerupai seorang..."

"..vampire ? Mungkin itu hal yang cocok mendeskripsikan dia.. Walau dia bukan seorang vampire..." Faye melanjutkan perkataan Sofiya.

Sofiya terdiam. Ia hendak bertanya lebih lanjut tetapi ia agak gugup dengan Faye. Ia juga sebenarnya ingin bertanya tentang dirinya tetapi Faye terlihat bukan seperti orang yang hendak membuka dirinya pada orang yang baru tadi pagi ia temui.

Faye berhenti di tengah perjalanan. Ia membuka tirai abu-abu perlahan. Cahaya perlahan masuk ke dalam ruangan tetapi faye memastikan cahaya yang masuk termaksud minim agar dia tidak terbangun. " Di luar adalah taman, taman ini biasanya dirawat oleh butler sekitar." Sofiya memperhatikan taman tersebut dari jendela yang tirainya dibukakan Faye. Taman tersebut luas, sekitar satu-dua hektar perkiraan Sofiya. Terdapat kolam renang, mazes, taman buah, taman bunga sepertinya apapun ada di sana.

"Rumah kaca tersebut berisi tanaman. Biasanya tamu kita senang minum teh disana. " Faye menunjuk kepada rumah kaca dari kejauhan. Sepertinya seseorang sedang di sana. Apa aku bertanya saja pada...Sofiya melirik Faye. Sepertinya bukan pilihan yang baik...

" Apa ada masalah ?" Faye tersenyum.

SofĂ­a tertegun. Kaget dan gemetaran. Sepertinya barusan suaranya berubah lebih berat ?Apa hanya perasaanku ?

" Semua kamar di sini mempunyai lampu, sakelar lampu tersebut berada di sebelah kiri tembok pas dekat pintu. Ingat saja itu. Tetapi tentu saja masterku lebih memilih menyalakan lilin daripada lampu tersebut sendiri... "Faye meniup lilin yang ia pegang.

Faye membuka jam di kantongnya. Jam enam lewat enam menit...Sempurna. " Sofiya, semuanya akan kujelaskan jika kau diterima oleh tuanku RyuVan. Faye mendorong Sofiya menuju tangga lantai atas. Di sana semuanya terlihat jauh lebih gelap daripada lantai bawah." A-a-a... aku mau dibawa kemana ? " Sofiya panik. Dadanya berdetak kencang tidak karuan.

" Tuanku seharusnya sudah bangun... langsung saja coba bercakap-cakap bersamanya. Jika kau diterima tuanku, kau diterima seisi manor ini " Faye mengetok pintu sebuah kamar.

"T-T-Tunggu! Aku masih medengar suara resahan! Mungkin...ia... masih..."Brakk! Ia dilempar Faye ke dalam kamar.

Kutunggu kau keterima. Kalau sudah diterima datanglah ke ruang dapur yang tadi barusan kita lewati...

Terdengan suara Faye menjauh dari tempat tersebut...


---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar