Welcome,Nya~

Jumat, 03 Juni 2011

Etique Chapter Seven

"Ah~ dia ngga penting.." Astrid menjawab pelan.

"Seorang count?" tanya Faye.

"Bukan..." jawabnya simpel.

"Seorang duke , mungkin ? " Faye menebak lagi.

"Sedikit lebih tinggi..."

"Anggota menteri kerajaan,kah ? " Faye bertanya.

"Mulai dekat..."

Faye hanya bisa memilih satu pilihan lagi. Sang raja tidak mungkin datang ke manor kecil ini dan anggota yang ditebak Faye sudah salah semua berarti... Faye menghela nafas dan mulai bertanya lagi. "Apakah dia tuan Simone Surcorde dengan Praskevy Surcorde?"

"Tepat…"Astrid menepuk tangannya.

Faye langsung terbakar amarah. " Tuan Astrid dapat memberitakannya Sejas tadi! Kapan dia akan datang ? " Faye langsung berteriak memarahi Astrid.

" Hmm... perkiraanku, lima menit lagi ? " Astrid tersenyum. Faye bergegas menuju ruangan Ryuvan. Ia saking tergesa-gesa ia melupakan estetikanya sebagai seorang Etique. Ia bernafas dengan sangat tergesa-gesa. Ryuvan beranjak dari tempat tidurnya.

"Tuan Simone akan datang..." jawab Faye singkat.

Mendadak pintu besar manor tersebut diketuk.

"... maafkan saya, tepatnya tuan Simone sudah datang..."

Ryuvan hanya dapat tersenyum hambar. Ia tidak mengharapkan kedatangan sang putra kerajaan secepat itu. Ia merapikan bajunya dan berjalan menuju ruang tamu." Kutunggu dia di sini, Sofiya, mohon jangan terlalu takut. Tuan Simone dan Praskevy agak... aneh di depan orang baru..."Ryuvan memperingatkannya.

Sofiya hanya menangguk macam apakah Simone dan Praskevy ini ?


Ryuvan duduk di sofa kecil menunggu pintu dibukakan oleh sang butler, tentu saja tirai dan pintu seluruhnya ditutup rapat agar tuannya tidak mengalami pendarahan lagi. Aura tegang di tempat itu merambat ke seluruh isi manor tersebut, terutama Sofiya, ia penasaran dengan orang-orang ini ? Takut.. namun sifat penasarannya membunuh ketakutannya.

"Hyuu~ " suara aneh itu terdengar dari belakang pintu. Faye membuka pintu itu cukup untuk seorang masuk ke dalam. Sepasang pemuda, yang satu tinggi dan yang satu berwujud bocah memasuki ruangan. Keduanya memakai jubah berwarna hitam, aneh... di luar tidak hujan.

"Halo~ " Pemuda yang tinggi itu menyapa Ryuvan duluan. Suaranya agak, menakutkan. Agak serak dan orang itu terlihat tersenyum lebar terus itu melirik ke arah Sofiya. Ia membuka jubah yang dipakainya.

Ugh... dia lebih aneh begini...guman Sofiya. Seorang pemuda berambut panjang lavender dengan baju jas dan atasan jubah pendek yang diikat di lehernya mendekati Sofiya. " Hmm... maid baru~ salam kenal~ Saya Simone~ Panggil saya Simone~ Jangan Sim~ Jangan One~ Hanya Simone~" Pria itu semakin menakuti Sofiya. DIA ANEHHHHHH! Sofiya langsung mundur dan terjatuh, untung saja ditangkap Faye.

"Ah! Kakak menakuti manusia! " Bocah kecil yang memakai jubah itu langsung menggenggam kakanya, yang sepertinya Simone itu. " Kakak, jangan begitu! Hari ini kita ada urusan penting bukan ? Katanya Nii-san ingin diskusikan dengan Ryuvan! Sampai terbang ke sini dari Inggris..." Bocah kecil itu merengek.

Simone langsung memperhatikan adiknya itu. "P-Praskevy...Kau benar..." Simone menjawab mantap. Ia berjalan mendekati Ryuvan . "Ada sesuatu yang penting saya ingin diskusikan dengan kau,Ryuvan."

Ryuvan mengangguk dan menyuruh Faye mempersiapkan teh untuk kedatangan Simone.

Faye menangguk dan meninggalkan Sofiya bersama dengan Praskevy. Bocah kecil itu menatp Sofiya dengan tampang polos. Sofiya menatapnya kembali. Ia kemudian tertawa. "Hee kau akan menjadi tipe kesukaan Yukki! Mana Yukki nii-san ?" Praskevy sepertinya antusias.

Yukki ? Ngga mau! Sofiya masih teringat kejadian tadi9. Yukki yang agak-agak aneh itu ? Mamang seluruh Etique yang ditemuinya memang agak aneh tetapi...Tipenya Yukki ? Sofiya tidak sudi!

Praskevy hanya duduk memperhatikan Sofiya. Manusia di tempat Etique memang jarang. Praskevy tersenyum terus-terussan sambil memperhatikan maid itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Haaa~ Manusia itu aneh ya~


Kamar Ryuvan,

"Kau datang dari Inggris ke Jepang hanya untuk bertemu denganku ? Apakah kau mempersiapkan sebegitu banyak waktu untukku sampai kau lupa? "Ryuvan terdengar serius menanyakan Simone.

"Hmm~ Apakah itu ? " Simone sepertinya hanya menjawab ringan dan tidak peduli.

" Kau adalah putra kerajaan Etique,bukan ? Apakah kau tidak belajar atau bekerja demi masa depan dunia Etique ? " Ryuvan menarik kerah Simone. "Kau harus tahu dimana keberadaanmu! "

"Pffff- Sudahlah Ryuvan. Seberapa kerasnya kau coba memarahi aku, aku tahu kau ingin yang terbaik untuk diriku dan dunia Etique..tetapi..." Simone mengeluarkan kartu-kartu miliknya. "Ramalan saya tidak salah..."Simone mengeluarkan beberapa kartu.

"Kartu The Emperor terbalik...saya masih kurang kuat dan masih terlalu muda untuk menguasai takhta. The Strength terbalik, semakin mendukung diriku yang lemah. The World terbalik, visiku masih lemah...jauh dari kesempurnaan. Masa depanku adalah The Devil yang tidak terbalik, saya akan jatuh, gagal, dan akan terjadi suatu masalah yang besar...dan The Lovers terbalik, sebentar lagi aku akan kehilangan orang yang kusayangi..."Wajahnya terlihat sedih. Dari nadanya Ryuvan mengetahui seberapa besar keputusasaan yang dialaminya.

"Aku tidak pantas menjadi raja, Ryuvan! Kau tahu itu! Aku hanyalah seorang Etique rendahan yang menyukai kartu , tidak bisa sihir, tidak memiliki kemampuan apapun dan tidak akan menjadi apapun! A-A-aku malu terhadap diriku sendiri..." Simone memukul dadanya. "Apa yang harus kulakukan dengan diriku ?" Air matanya TurĂ­n bagaikan mutiara berwarna hitam. Ia mengeluarkan segalanya yang bisa ia lakukan. Ryuvan tahu bahwa Simona telah berusaha keras menambah apa yang ia bisa, mengingat kemampuannya yang terbatas.

"Kau bijak, pintar dan sebenarnya penyabar…Kau harus lebih percaya diri Simona.." Ryuvan mencoba menenangkan temannya itu. " Kau diharapkan agar menjadi raja yang baik, yang dapat memerintah dengan damai selama ratusan tahun! Kau sebenarnya ingin menjadi yang terbaik,bukan ? Janganlah kalah dengan keterbatasanmu..."Ryuvan meuangkan teh ke gelas wine milik Simone.

"Kau masih menyembunyikan beberapa kartu…teruskan ramalan anehmu.." Ryuvan duduk kembali.

Simone menyeka air matanya yang tidak terlihat tertutup rambutnya. " baiklah... ini kartunya..."

" Upright Fool, aku akan membuka lembaran baru dan permulaan baru dalam dunia Etique tetapi dengan adanya The Tower terbalik, aku akan mengikuti cara lama ayahku dan... mungkin akan berakibat buruk bagi kerajaan Etique ini. The Star terbalik mencerminkan bahwa aku tidak memiliki sedikitpun harapan akan diriku sendiri..." Simone mendesah pelan. "D-d-d-dan...ini..." Simone memberikan dua kartu terakhir pada Ryuvan.

" The Hermit dan The Magician... dua kartu terhebatmu..."Ryuvan tersenyum.

Dua kartu ini adalah sisi positifku... Kreatif, orisinil,kekuatan yang dalam dan..." Simone tertawa.

"Seorang pendiam yang suka sendirian..." Ryuvan meneruskan.

Kedua sahabat itu tertawa.

" Teima kasih telah mendengarkan isi hatiku,Ryuvan. Saya merasa lebih baik...jauh lebih baik." Simone tersenyum puas.

"Aku akan terus berdoa agar suatu hari kau benar-benar akan menjadi seorang raja yang kompeten! " Ryuvan tersenyum.

" Tidak akan~ " Simone kembali memakai jubahnya dan berjalan keluar. dalam hatinya ia tersenyum lebar, seseorang bersedia mendukungnya walau ia sama sekali inkompeten. Entah apakah menurutnya Ryuvan bodoh atau etique terhebat yang pernah ia temui.


Uuugh...

Sofiya kaget. Sang etique kecil yang barusan hanya berputar-putar dengan gembira mendadak memegang kepalanya kesakitan.

"Praskevy... kau kenapa? " tanya Sofiya cemas. jika ada sesuatu terjad padanya maka pasti ia adalah orang pertama yang terkena masalah karena ia yang menjaga etique kecil menggelengkan kepalanya. "Sakit...Aku tidak tahu kenapa tapi sakit..." Air matanya mulai menetes perlahan. Jubahnya jatuh meninggalkan baju berkerah dan celana panjang.

" Liethiavanche Airisethe... " Suara Astrid terdengar. Sofiya melihat sosok Astrid yang pastinya basah kuyup setelah berenang. " Sofiya... menjauhlah darinya. Ia menderita Liethiavanche Airisethe, penyakit etique yang menyerang sel otak bagian pengendalian kekuatan natural. Jika kau mendekat, kau dapat terluka! " Astrid menarik tubuh Sofiya menjauhi Praskevy.

" AAAARRRRGGGGH! " PRAKKKK! Sofiya melihat meja kayu di ruang tamu terpecah menjadi dua oleh anak kecil itu. Ia kaget setengah mati. anak sekecil itu menghancurkan sesuatu yang bahkan Faye memerlukan bantuan untuk mengangkatnya.

"Sssh... mungkin kau belum tahu. Setiap etique dikaruniai sedikitnya satu talenta berkekuatan natural maupun magic. Praskevy memiliki kekuatan super secara fisik, saya memilikinya dalam bagian magic, Simone tidak memiliki semacam itu, dia antik. Ruvan dan Yukki seharusnya juga memiliki kekuatan semacam itu..." Astrid menjelaskan.

Tidak ada obat untuk "kegilaan" semacam itu... kecuali ada yang memiliki kekuatan yang lebih besar darinya... guman Astrid dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar