Welcome,Nya~

Jumat, 21 Januari 2011

Etique Chapter Five

"Ada apa dengan Yukki ?" Sofiya menarik taplak mejanya bersama Faye.

"Ia tidak pernah kalah melawan tuan Ryuvan."


"M-master Ryuvan... apakau...kau... masih bangun ?" Faye memasuki kamar Ryuvan yang gelap gulita. Memang sebagai butler, melihat keadaan masternya pada jam 3 pagi agak...Faye menitikan keringat.

" Hah! Saya tidak bisa tidur..." Jawab tuannya singkat.

Faye terdiam gugup. "K-kalau... ini soal gadis itu... saya rela gadis itu dipulangkan... asal tuan Ryuvan tidak bertarung dengan kakak tuan. Kalau ternyata jalan yang kutempuh untuk menerimanya salah..." Faye semakin gugup ketika Ryuvan tertawa geli.

" Sini... mendekatlah..." Ryuvan menaruh jari panjangnya ke wajah putih Faye,membelainya pelan . "Fayeku yang bersinar. Saya tidak peduli gadis itu... Saya tidak senang , bukan karena gadis cilik itu. Saya suka Faye, Faye milikku tidak boleh diinjak begitu oleh siapapun. Bahkan kakakku..."ia membisikan kata-kata itu bagai melodi di telinga Faye. Tuan...

"Je me bats pas pour moi, mais pour tous ceux qui ont aimé ... Comprendre?" Ryvan membisikan lagi melodinya pada telinga Faye. Faye terdiam bagaikan terhipnotis. Senyuman Ryuvan yang ia lihat sangat menakutkan, sedih.

''M-m-mais… maître Ryuvan…'' Faye mencoba mengelak.

''Shhhhh….tidurlah sana….'' Ryuvan mencium jidat sang butler.


Faye kurang tidur, tidak seperti Sofiya yang sepertinya tidur sangat nyenyak. Huam... Sofiya menguap. Ia kelelahan akan apa yang terjadi kemarin, setelah membersihkan lebih dari sepuluh kamar, rasanya sekarang waktunya yang cocok untuk tidur terlihat sangat tegang, bisa saja beberapa detik lagi ia langsung berlarian panik kesana kemari. Yukki sudah berdiri mantap di halaman manor Ryuvan, sebuah pedang Zweihänder berdiri tepat di bawah tangannya. Ia menunggu perang dari sang master rumah.

Ryuvan masih terdiam di rumah. Malu mengakui, tetapi semua yang kemarin malam ia katakan bagai omong kosong. Ia benar-benar takut akan cahaya. Aku akan mati di sana...kata-kata itu menggema di kepalanya berjam-jam. Ia terus melihat rapier di tangannya. Ini... sebuah penghinaan besar...Aku sudah berjanji...tidak akan lari... Ryuvan memegang kepalanya. Terasa sakit bahkan ketika ia memikirkan cahaya yang akan menyinarinya.

" Sudah sepuluh menit..." Faye menutup jam kecilnya. Ia mengeluh. " Sepertinya tuannya akan terlambat. Mentalnya tidak akan tahan tetapi... tubuhnya...

"Maafkan keterlambatanku! " Ryuvan keluar dari manor gelap itu. Rambutnya tersinari secara alami, bagai kaca dengan jutaaan warna kaleidoscope. Rapiernya dipegangnya dengan mantap. Ia mulai berjalan mendekati kakaknya. "UHUAKKKK!" darah mulai keluar dari mulutnya. Kepalanya mulai meneteskan air yang pastinya berwarna merah. Wajahnya seketika pucat.

" Kau pasti kalah! " Yukki mengutuk adiknya. " Mati saja kau feminim !" Ia mulai menendangi adiknya yang terjatuh di lantai. " Kau bahkan tidak dapat keluar dengan selamat! " Yukki kembali mengejeknya.

" Diam kau! " Faye menarik Shaska miliknya. Tidak disangka ia hendak memakainya. Ia sudah tidak tahan lagi hendak mencabik-cabik Yukki menjadi ribuan potongan. Ryuvan langsung menghentikannya. " C'est mon combat ..."

Faye menyarungkan Shaska miliknya. Wajahnya mengeluarkan ribuan kebencian terhadap Yukki. Sofiya ketakutan melihat pemandangan itu. Darah ada di mana-mana, darah Ryuvan. Ia tidak menyangka apa yang dikatakan Faye benar-benar terjadi. Terkena matahari dan... berdarah. Itu tidak normal...

Sofiya mulai gemetaran dan faye melihatnya langsung memeluknya. " Tout ira bien… Tout Ira bien…"

"Apa ?

"Ah maaf... maksudku... Semua akan baik-baik saja..." Faye nyaris melupakan bahwa sang gadis tidak dapat berbahasa Perancis maupun bahasa Eropa Faye

tertuju pada masternya sambil mendekap gadis itu.


"viens .. divi ... trīs!" Bahasa Latvia itu keluar dari mulut Yukki dan langsung ia menjatuhkan Ryuvan yang masih bermasalah dengan batuknya. DUAK! Seketika masternya jatuh ke tanah untuk kedua kalinya.

" Ryuvan-sama! " Faye mencoba meolong tetapi larangan tuannya tetap berlaku. " Ini pertarunganku..."Faye mengurungkan niatnya dalam-dalam, ia memeluk Sofiya lebih lama.

"Kamu hanya bisa melukaiku karena aku mamang terluka... Kau selalu kalah jika kita bermain pedang asli..."

" Ya, kalau bermain... Aku tidak pernah kalah di saat serius! Gadis manusia itu milikku! Faye itu budak! "

Ryuvan tersentak dengan kata-kata terakhir milik Yukki. " Coba ulangi lagi...kakak..." Ryuvan mengatakannya dengan bangkit berdiri mencabut Raphaelnya yang ada di tanah. " ULANGI APA YANG KAU KATAKAN TENTANG FAYE DAN AKU AKAN MEMBUNUHMU! "

" COBA SAJA KALAU BISA BOCAH!"Yukki menantang Ryuvan.


Ryuvan yang berdarah-darah berhasil mementalkan serangan-serangan dari kakanya. Tubuhnya terus secara cepat kehilangan stamina tetapi kemauannya untuk bangkit memang mengejutkan. Walau wajah dan rambutnya mengalir darah, bahkan matanya, ia tidak kehilangan keseimbangan dan terus saling adu pedang dengan Yukki.

" Heh! AKU SELALU MEMBENCIMU!" Yukki mengutuk adikknya.

" Aku tidak sependapat,kakak... Kita waktu itu dipisahkan oleh keluarga, kau berubah banyak sejak kau dikirim ke keluarga Minne Ophelistia. Aku masih selalu menunggumu... bahkan di saat kau tidak mengenalku..."Ryuvan menjawab. Yukki terdiam.

"Aku iri dengan kakak yang memiliki tubuh yang bagus dan sehat. Aku ingin dapat berlari terkena cahaya sang surya yang tidak dapat sumber cahayaku, sang rembulan biru yang terus menemaniku. Warna mata kakak selalu kuingat disepanjang malam yang tersinar cahaya bulan! Aku tidak ingin bertarung..." Ryuvan menjatuhkan jatuh dahulu, pemenangnya adalah Yukki.

"Aku hanya ingin kakak bisa menerima perasaanku...

Aku tidak suka Faye yang merupakan saudaraku dihina...

Aku tidak ingin kehilangan apa yang kudapat...

Aku sebaiknya menghilang... jika dipilih antara apa yang harus kuhilangkan...

Hartaku adalah saudaraku,keluargaku,bukan manor ini..."

Tuan Ryuvan pernah mengatakan itu sejak pertama kali ia mengenalku. Ia menerimaku sebagai keluarganya padahal ia tahu saya hanyalah seorang manusia rendah yang menjadi Etique rendahan. Semua keluarga Minne menyiramiku dengan ribuan kebahagiaan yang tidak pernah kulupakan. Tugasku adalah membalas jasanya seumur hidupku...

Faye langsung berlari mengangkat masternya masuk kembali ke dalam rumah. Yukki yang terdiam hendak mengejeknya lagi tetapi..."Sofiya... bawa tuan Ryuvan ke kamarnya. " Faye menatap Yukki. " Ada yang harus kuurus..." Sarung Shaska Faye terbuka.


"K-kau sudah baikkan,Ryu ? " Yukki mengelus adiknya,Ryuvan dengan pelan.

"Kakak...kau sudah..."Shhhh! "Hal itu sudah tidak penting... nanti kau sudah sehat,kita bertarung lagi...Maafkan kakak. Aku yang iri padamu, kau yang cantik diterangi sinar rembulan. Wajahmu yang bagaikan kristal es berwarna gading dan rambutmu yang bagai sutra mengingininya juga..."Yukki hendak mengucapkan kata-kata itu tetapi...

"YAH GITULAH ! SI CEWEK BUATMUA SAJA! NGGA BUTUH! NANTI KITA DUEL LAGI!" Yukki pergi setelah "menempeleng" kepala Ryuvan. Faye yang bingung hanya tertawa kecil saya. Ia mengambil lap basah dan mengusap wajah sang master yang masih mengalami pendarahan.

"Oi! Faye! Kuakui kau...a-a-a-a-a-a-a-ADeku!" Yukki langsung berwajah merah dan kabur. Faye tertawa ringan bersama dengan Sofiya.

"Etique itu ada-ada saja,ya ? " Sofiya tertawa ringan.


"Sepertinya hubungan kalian sudah baik. Ini hadiah selamatan..." seorang (yang menurut perkiraan Sofiya seorang etique) berambut panjang hitam membawa hadiah dipita hijau kecil.

"Ah~ selamat datang tuan Astrid~ " Faye menjawab ringan."Ah~ Sofiya...perkenalkan... dia tuan Astrid Adriaan. Penyihir terbaik dalam sejarah etique, dan yang membuatku menjadi Etique..." jelasnya ringan.

Rabu, 22 Desember 2010

I-I...I'm completely in love!


After reading a doujin about Austria...
I'm in love with him again!!!!( well, not again... I've been really lovin him but...)
Ah~ he's so kawai and stuff~ *giggle*

He's cute and megane as well~ <3

Minggu, 19 Desember 2010

Ah~ My Stories???

Well, I made some stories here and there...
My main ones are on Fanfiction and my most proud ones is Etique.
It's quite a long story and i DO made a lot of misstypes...
I hope that everyone understands..
( I'm typing with two fingers...)
I made some fanfics too... but ... still in Indonesian.
Link to my (kinda crappy ) stories >>

Ah well... That's all~
enjoy this pic i found in Zerochan.net


Austria~

Sabtu, 18 Desember 2010

A Little Thing That I Do...

I'm still far behind those awesome people...
So I'd only share a bit...


Marchitez Girasol by ~IChiTa--WiYa on deviantART

Marchitez girasol...
My Mad Hatter OC

Fave Quote : "despite My appearance, I could tell you that I'm perfectly sane..."

A little Share Of Awesomeness~


Pride by ~EcnelisTerger on deviantART

awesome work by e-san...
I like the smile,the dark aura,the suit, almost everything!



CR Mission 5 pet by ~KarinRin on deviantART

This is an awesome work too made by KarinRin


Akatsuki by ~CanChaN525 on deviantART

Akatsuki Relaxing by ~CanChaN525 on deviantART

And some awesome work By CanChan525!!!
she's great with color pencil~ ^^

Tea and Stuff

So.. I'm here to share a bit of my interest as well~
Well, for starters...
I adore Mad Hatter's hat! Any hat is fine~
I found this great pic while surfing the net~
Of course...
It's not mine~ Links are downwards...




http://www.animegalleries.net/img/411470


ah~ I like tea also~
A pic of tea then...

from :Google


Ah~ I recently got this awesome sketch~
made by ainia-san
http://ainia-san.deviantart.com/art/Free-Sketch-For-Ichita-189981703

Well~ That's all~ *smiles*

Etique chapter Four

"Ahahaha...F.a.y.e... Kau hobi sekali mengusili dia..." Ryuvan mulai tertawa. Menangis. Tertawa. Meneteskan air mata lagi. " Aku jadi geli melihat sifatmu... " Ryuvan mencubit Faye. " Kau katakan apa tentangku kepadanya sampai ia gemetaran seperti itu ? " Tanyanya dengan nada serius.

"Eh? Aku ?" Faye tersenyum... agak licik.


"Anda tertipu..." Faye tersenyum tak berhenti. Sedikit cekikikan tetapi menjadi tenang lagi ketika melewati bawahannya. " Maid yang terakhir baru saja keluar. Kau akan diperlakukan sepertinya"

"Diperlakukan ?" Sofiya tidak mengerti .

"Iya, maid yang lalu, di "ambil" oleh kakak dari tuan Ryuvan. Ia serba bisa, seorang etique yang berbakti."

"Seperti apakah dia? " Sofiya berguman.

"Siapa? Seperti apa maksudmu ? Wajahnya ?" Faye menjawab seakan membaca pikiran Sofiya.

"M-maid itu..." Sofiya mulai mengecilkan suaranya.

"Ha~ Dia etique yang baik, berbakti dan..."

"Bukan itu! Maksudku.. wajahnya ? " Sofiya mengigit bibirnya.

"Yah... biasa saja. Rambut panjang putih, berbaju sama seperti maid lain. Sama juga seperti para butler di sini. Telinga biru safir, senyumannya manis, tetapi dia seniorku. Umurnya kalau tidak salah , 210 umur manusia." Faye mencoba mengingat.

"Telinga?" Sofiya memperhatikan pemuda berberet hijau tersebut. "Faye... mengapa kau memakai topi beret hijau lumut itu ?"

"Hmmm... anda ingin berganti topik ? Saya memakai topi ini karena saya suka. Kalau anda tidak senang, saya bisa melepaskannya." Faye melepaskan topi miliknya, rambut cokelat mudanya seakan jatuh dari topi tersebut dan juga telinganya yang bergaris-garis.

"Aaaah!" Sofiya terkejut. Ia menabrak butler dibelakangnya danmenjtuhkan barang bawaannya. " K-k-kenapa? Itu... yang ..d-d-d-di ke-kepalamu ?"

"A? Yang dari tadi kau sebut "telinga" itu ?" Faye mengelus-elus "telinga" miliknya. "Yah... ini normal...Untuk seorang etique..."

"Etique?"

"Ya... manusia seisi rumah ini adalah etique... atau sebenarnya mereka etique yang dikira manusia oleh kalian" Faye tersenyum. "Mau kubantu berdiri ?" Faye mengulurkan tangannya.

"Nanti kujelaskan lagi saat makan malam. Sofiya sebaiknya menukar bajunya dahulu. Kita akan menyajikan makanan khas etique hari ini. Eveline Diarrt dan minumannya, teh Russ Vineyard" Faye memohon ijin dari kamar Sofiya.

"Saya permisi dahulu..."


Sofiya berjalan melewati lorong yang agak panjang. Butler-butler yang melihatnya langsung berbisik satu sama lain. "Dia manusia itu...manusia yang diterima oleh Faye sendiri..." Berbisik dari satu butler ke butler lainnya. Ia mulai merasa sangat tidak enak, Ia merasa dikucilkan dari semuanya. Bahkan dari tadi, ia belum melihat siapapun yang menyerupai perempuan. Yang ia temui hanyalah para butler.

"Faye!" Sofiya tersenyum lega.

"Ada apa Sofiya?" Jawabnya sambil memasang senyuman terbaiknya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya lega. Aku tidak mengenal siapa-siapa disini..." Sofiya berjalan mengikuti Faye yang sepertinya membawa setumpukan bedsheet.

"Hmm? Kau tidak usah mengenal mereka. Aku sendiri juga tidak mengenal mereka terlalu jauh. Mereka berbeda derajatnya dengan kita."Jawab Faye sambil mengetuk pintu.

Tok!Tok!Tok! "Tuan Ryuvan... waktunya makan bersama..."Faye mengetuk pintu kayu besar ruang tidur tuannya tersebut.

"Ya... bentar..." Suara kecil terdengar dari pintu.


Sofíya mamakai baju yang diberikan Faye. Baju tersebut tergolong formal. Evening dress berwarna seperti cream dengan pernak-pernik bermotif bunga sederhana. Bahannya halus dan ringan membuatnya gampang bergerak. Faye mengatakan baju dress tersebut terbuat dari satin.

Faye membawanya ke suatu ruangan besar dengan meja yang panjang berhiaskan sederhana, tetapi jauh indah. Terdapat berbagai hiasan sederhana juga di dinding dan disebelah kiri terdapat kaca yang sangat besar. Taman terlihat jelas jadi sana. Sepertinya ada yang minum teh di tempat itu. Apakah masih orang yang sama? Pikir Sofiya. Ia duduk di sebuah kursi yang mengarah pada kursi satunya diujung. Disana terdapat empat buah kursi.

"Apakah ada yang makan bersama ? " Tanya Sofiya.

Faye tersenyum kecil sebelum menjawab pertanyaannya. "Iya, kakak dari tuan Ryuvan berkunjung dan akan menginap malam ini. Dia baru datang semenit yang lalu. Namanya Yukki Frederik juga seorang etique."

"Apa itu etique ? " Sofiya masih bingung dengan persoalan etique. Ia merasa bingung dengan segala hal yang terjadi hari ini. Ia sudah bertemu dengan seseorang yang bisa dikatakan baginya, menakutkan dan sekarang ia akan makan bersamanya.

" Haha... saya berjanji mengatakannya saat makan... tetapi...sepertinya sekarang juga tidak apa-apa..." Faye tersenyum menarik kursi untuk Sofiya. "Silahkan duduk ..."

Sofiya duduk mendengarkan penjelasan Faye. Dari penjelasannya, Etique adalah ras yang mendekati manusia, mirip, tetapi tidak sama. Etique juga seperti karater cerita seperti werewolf dan vampire, tetapi, etique tidak menonjolkan diri dan tidak membiarkan dirinya ketahuan dengan alasan tidak ingin menggangu manusia karena sering terjadi kesalah-pahaman antara manusia dengan vampire ataupun tersebar di seluruh dunia dengan seorang keluarga sebagai Raja Etique. Etique terbagi beberapa kelas; kerajaan,bangsawaan,etique biasa,etique buangan dan etique buatan.

"Etique kerajaan adalah etique berdarah royal. Keluarga yang memerintah etique dari jaman dahulu. Mereka memiliki parlemen perkumpulan sendiri seperti lembaga di Inggris. Panggilan lembaganya adalah ROSES ( Region Of Solemn Etique Society ), tetapi... itu tidak usah dibahas... itu hanyalah politik etique..." Gfaye tersenyum saat membahasnya. " Keluarga kerajaan bermarga Surcorde, mereka terkenal rendah hati dan tidak menonjol."

"Seperti yang anda ketahui, Etique bangsawan pastinya berdarah bangsawan. Mereka terlahir sebagai bangsawan. Etique ini memiliki darah unik... karena...ehem... alasan tertentu. Hanya ada 10 etique bangsawan di dunia. Yang paling merendah adalah keluarga Minne ini. Mereka tidak takut bermain dengan etique rendah lainnya, tentunya ini pendapatku seorang... Etique biasa hanyalah etique biasa yang memiliki standar hidup sederhana." Faye melanjutkan pembahasannya.

" Etique buangan bukanlah semacam pengemis. Mereka adalah Etique yang mengingkinkan posisi lebih tinggi dengan menyerang baik raja maupun bangsawan. Etique macam ini sangatlah menyedihkan. Etique hanya dapat mati jika dibunuh etique lain dan jikalau pihak pemenang membiarkan mereka hidup, mereka akan menjadi budaknya atau dilepas. Semacam butler di sini." Sofiya terkejut akan pernyataan Faye tersebut. Jadi, butler di tempat ini adalah...

"Terakhir... etique buatan. Ini jarang sekali. Ada seorang yang sangat hebat, dapat membuat manusia menjadi etique. Itu intinya. Tentu manusia dapat menjadi etique juga...dengan dua cara..." Faye terdiam.

"dengan…?"

"Pertama, seorang etique menikahi manusia. Manusia itu dapat memilih menjadi etique menemani cintanya. Kedua, seperti yang saya sudah katakan, diubah menjadi etique…" Faye tersenyum kembali.

"Memangnya ada manusia yang dibuat menjadi etique tersebut ?" Sofíya penasaran.

" Engkau sedang melihat salah satu contoh nyatanya, Sofiya." Faye berdiri dan menaruh topi hijaunya diatas meja sampingnya. "Ah…saatnya mengambil makanan. "

Sofiya duduk mengingat-ingat . Yang diceritakan Faye menyerupai cerita dongeng anak-anak. Etique yang diambil dari kata Etika, sesuatu yang menyangkut sikap yang baik, Estetika, keindahan yang ada dan Antique, bagaikan boneka porselain cantik yang ada sampai sekarang. Etique...


Ryuvan akhirnya duduk di kursinya. Ia mamakai jas abu-abu dengan cravat berwarna hitam dilehernya. Ramutnya yang perak membuat telinga peraknya tidak terlihat dengan jelas. Gaya etikanya sangat anggun jika dibandingkan dengan orang biasa. " elamat Malam Sofiya, semoga kau senang berada di sini." jawabnya halus.

"Makanan datang..." Faye membawa tray berisi makanan. "Seperti yang dijanjikan... Eveline Diarrt dan minumannya, teh Russ Vineyard." Ia sudah menganti bajunya, Ia sama sekali tidak terlihat seperti seorang butler. Bajunya jadi putih terbuka dengan dasi pita juga mamakai pin bermotif kupu-kupu.

" Duduklah sudah,Faye. Kau seharusnya tidak usah melayani seperti ini. Berapa kali sudah kuberitahu." Ryuvan menunjuk Faye dengan garpu peraknya, etika makan yang baik (?).

"Haha~ saya terbiasa melayani,tuan Ryuvan."Faye tertawa kecil menaruh makanannya di atas meja.

"Jangan panggil aku tuan..." Muka Ryuvan memerah.

"T.u.a.n Ryuvan~ " Faye menganggunya.

"SUDAHLAH! " kali ini Ryuvan berwajah seperti buah apel. (karena apel lebih merah dari ceri). " kau sebut aku begitu lagi ... Akan kusuruh kau menjadi tuan manor ini!"

Faye terdiam.

Tidak lama kemudian Ryuvan terdiam.

Sepi.


" Yo~ Aku dah dateng... Makan apa ? "

Seseorang berwajah mirip dengan Ryuvan datang sambil membawa wine dengan tangan dibelakan kepala datang dengan seenaknya masuk ke ruangan tersebut. Faye menengok ke belakang dan memperhatikan orang itu.

"APA LO? LIATIN GUE! Stalker dasar..."orang itu tidak terlihat sangat-sangat-SANGAT kesal dengan orang itu.

" Silahkan…saya sudah mempersiapkan hidangan terbaik untuk kalian semua disini…" Faye mempersilahkan orang itu duduk dan Faye membisikan sesuatu pada Sofiya.

Dia kayak Ryuvan, Frederick Yukki Minne.

"Kakak Yukki, bersikaplah normal sedikit. " Ryuvan memotong hidangan yang ada di depannya. Sofiya juga ikutan memakan hidangan khas tersebut.

" 'Mangnya 'ku ngga Normal apah ? " Laki-laki bernama Yukki tersebut mengambil garpunya, menusuknya ke danging kecil tersebut dan melahapnya. " Kalian Saja yang terlalu..."

"Setidaknya table manner harus ada kakak..." Ryuvan membuka mulutnya kembali.

" Itu sapa ? " Tanya Yukki.

" Maidku yang baru. Namanya Sofiya, dia manusia." Ryuvan melanjutkan makanannya. Faye memulai menyantap hidangannya juga.

"Ummm... sedikit penjelasan ? " Sofiya bertanya kepada faye tetapi dijawab oleh Ryuvan.

" Ini kakakku, Yukki. Frederik Yukki Minne. Butler itu, atau lebih tepatnya kakakku yang kedua, Faye Tristan Minne. Kita sekeluarga jadi kita memakan bareng. Kau manusia, tidak boleh makan dengan butler lainnya. Apalagi Faye yang memilihmu. Saya tidak ingin maid baru menjadi korban para butler itu."Ryuvan menjelaskan.

"Faye anak pungut..." Yukki melemparkan buncis kecil yang ada di piringnya mengenai Faye.

Faye hanya terdiam.

Sofiya tidak mengira keluarga etique begitu ribet. Ia merasa bersalah sudah bertanya kepada tentang itu."Maafkan aku..."

" Maidmu minta maaf tuh... Kamu malu-maluin aja Faye..."Yukki bergerak mendekati Sofiya dan memegang dagunya. "kamu cantik juga... mau kerja ditempatku ? Disini suram loh..."

Sofiya kaget akan perkataan Yukki. Apalagi wajahnya yang tergolong cantik itu memandangi mata Sofiya tanpa henti.

Zep!

Sebuah garpu tertancap tepat di antara jari tengah dan telunjuk Yukki yang ada di meja. Faye melemparnya.

" Saya sangat harap Tuan Yukki duduk dengan baik dan tidak mengganggu maid milik tuan Ryuvan yang ini. Kau tidak puas dengan maid satunya kah ? Disini kami kekurangan orang karena dicolong engkau terus tuan..." Faye mengkerutkan alisnya dan mulai berbicara dengan nada marahnya. Ryuvan mendesah pelan lelah dengan pertengkaran ini.

Yukki seakan takut dengan faye langsung menduduki tempatnya kembali. Cih...

Ia kemudian tersenyum. " mamengnya Anak ini ingin dimiliki olehmu? Setahuku kau yang mengajaknya ke sini,Faye. Bukan tuanmu,Ryuvan." Jawab Yukki kembali secara egois.

"Saya hanya melakukan apa yang diminta tuanku. Tempat ini kekurangan orang. Saya mengantisipasinya dengan membawanya masuk sebagai maid." Faye mambuka matanya dan melihat tajam kepada Yukki.

"TAPI... buktinya Ryuvan tidak mengatakan ia mau menerima sang lady ini bukan , sebagai maid? "Yukki membalik-balikkan perkataan.

" Ia sudah diterima di manor ini. Itu sudah cukup. Tuan Ryuvan sudah mengijinkannya tinggal." Faye berkata sejujurnya.Eittt...

"Bukan berarti dia mau... bukan ? Pastinya dia lebih memilih menjadi maid di rumahku daripada maid di sini. Akan kuberikan dia fasilitas yang lebih baik tentunya." Yukki menatap Sofiya sambil mengedipkan matanya.


" BERHENTI! "

Ryuvan mengangkat tubuhnya dari kursi yang dari tadi didudukinya.

"Aku yang memilihnya ke sini! Aku yang menerimanya dan aku juga yang memilikinya sebagai maid disini. Faye , kau tidak usah membelaku. Ini masalahku. Ia sudah keterlaluan kali ini. Saya juga tidak bisa membiarkannya."

Yukki tersenyum licik.

"Baiklah, sebagai gentleman yang selalu kalian bicarakan... bagaimana jika kita duel ? Siang hari,besok di taman. Ryuvanku yang pengecut..."

"Kuterima tantanganmu." jawabnya.

"Kau menang, kau dapat Sofiya , JIKA ia mau. Aku menang, kau mulai menghormati Faye sebagai adikmu."

"Agreed." Yukki tersenyum.

Faye berwajah sangat cemas ketika membereskan maje makan. Ia berkeringat banyak pucat dan ia selalu mengkerutkan alisnya.

"Ada apa Faye ?" Sofiya bertanya. Ia memang menjadi salah satu hadiah perang diantara mereka tetapi Sofiya tidak masalah menjadi maid dimana karena ia membutuhkan tempat tinggal. Walaupn ia tidak menyukai Yukki, ia bisa menolak permintaannya untuk tinggal di sana.

"Aku cemas…Tuan Ryuvan…"

"Mengapa ? "

"Ia tidak tahan cahaya. Ia akan berdarah jira keluar, apalagi difaman pada siang hari. Saya takut ia mati saat berduel. Apalagi Yukki…"

Faye menarik nafasnya.

"Ada apa dengan Yukki ?" Sofiya menarik taplak mejanya bersama Faye.

"Ia tidak pernah kalah melawan tuan Ryuvan."